PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran IPS yang telah dilakukan selama ini khususnya pada kelas VIII G SMP Negeri 1 Karanglewas, masih bersifat hafalan dan kurang mengembangkan proses berpikir, serta pengetahuan yang diperoleh masih berdasarkan informasi dari guru dan buku semata. Siswa belum dibiasakan menemukan sendiri pengetahuan melalui pengalaman langsung, akibatnya pengetahuan menjadi tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari dan cepat terlupakan. Hal ini nampak dalam hasil Ulangan Harian I semester genap tahun pelajaran 2007/2008 menunjukkan bahwa siswa VIII G yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 26 siswa yaitu 65% dengan rata-rata kelas 58.28 (KKM IPS Semester Genap adalah 63). Hasil pengamatan oleh rekan sejawat menyatakan hanya sekitar 16 % siswa yang berpartisipasi aktif dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan.
Menurut Teori Piaget dalam Djohar (1980:3-4), siswa SLTP biasanya mempunyai sebaran umur 12-15 tahun, berada dalam modus perkembangan mental, proses operasi formal dari operasi konkret. Berarti kemampuan berpikir abstrak siswa belum berkembang. Modal yang jelas dimiliki oleh anak SLTP adalah kemampuannya untuk berpikir kongkret. Proses pembelajaran pajak dengan menggunakan obyek-obyek konkret diharapkan akan lebih berhasil dari pada belajar secara abstrak. Oleh karena itu penggunaan media voucher perlu diadakan untuk keberhasilan pembelajaran materi pajak. Agar siswa dapat menemukan sendiri jawaban atas permasalahan dalam pembelajaran materi pajak, maka digunakan metode Inkuiri.
Atas dasar permasalahan tersebut di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ” PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI DENGAN MEDIA VOUCHER PADA PEMBELAJARAN MATERI PAJAK KELAS VIIIG SMP NEGERI 1 KARANGLEWAS TAHUN PELAJARAN 2007/2008 ”. Peneliti melakukan pembaharuan dalam pembelajaran agar : jumlah siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran IPS akan semakin bertambah, jumlah siswa yang menyatakan IPS pelajaran yang sulit akan semakin berkurang, serta prestasi belajar IPS akan semakin meningkat.
B. Permasalahan
Dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut “Apakah pendekatan inkuiri dengan media voucher dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran materi pajak kelas VIIIG SMP Negeri 1 Karanglewas Semester Genap Tahun Pelajaran 2007/2008? “
C. Cara Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi rendahnya keaktifan dan rendahnya hasil belajar siswa penulis memilih metode inkuiri. Menurut DR. Nana Sudjana (1989:154) Pembelajaran dengan metode Inkuiri merupakan pembelajaran yang meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Sedangkan kata kunci inkuiri adalah menemukan sendiri. Agar siswa dapat menemukan jawaban sendiri tentang pembelajaran pajak, maka diperlukan media yang dapat membantu siswa untuk menemukan atau menggali informasi tentang pajak, dan media voucher dipilih dengan harapan akan dapat menjembatani proses pembelajaran materi pajak yang lebih aktual, visual dan nyata. Selain itu voucher juga mudah diperoleh anak, yaitu dari bukti yang diperoleh setelah melakukan kegiatan pembayaran yang dilakukan oleh orang tua masing-masing siswa dan atau dilakukan oleh siswa itu sendiri. Satu siswa minimal dapat memperoleh dua voucher, sehingga untuk satu kelas VIIIG yang berjumlah 39 siswa akan dapat terkumpul minimal 78 lembar voucher. Pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bertukar voucher, dapat lebih banyak menggali informasi, dan dapat saling bertanya apabila ada hal yang kurang jelas atau belum dapat dipahami. Kelompok dibentuk berdasarkan hasil ulangan harian pada materi sebelumnya, satu kelompok adalah kelompok yang heterogen yang beranggotakan 5 atau 6 siswa. Tujuan kelompok heterogen adalah agar siswa yang lebih cepat memahami materi pembelajaran akan dapat menjadi sumber informasi atau tempat bertanya bagi teman lainnya yang lebih lambat kemampuannya dalam memahami materi pembelajaran kususnya materi pajak.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui “ Apakah melalui metode inkuiri dengan media voucher dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran materi pajak pada kelas VIIIG SMP Negeri 1 Karanglewas Tahun Pelajaran 2007/2008 “?.
Selain tujuan di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Manfaat teoritis, yaitu mendapatkan teori baru tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi pajak melalui pendekatan inkuiri melalui media voucher, dan sebagai dasar pijakan bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat praktis, bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme guru, menambah khasanah penggunaan metode dan media pembelajaran, manfaat bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa, serta minat siswa terhadap mata pelajaran IPS, sedangkan bagi sekolah adalah untuk meningkatkan mutu siswa SMP Negeri 1 Karanglewas, membantu tercapainya Visi dan Misi sekolah.
BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teoritis
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar berasal dari kata dasar ajar yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Menurut DR Nana Sudjana (1989:28), belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2004:6) yaitu : 1). Learning to know, dalam learning to know terkandung makna bagaimana belajar. Dalam hal ini ada 3 aspek yaitu : apa yang dipelajari, bagaimana caranya, dan siapa yang belajar. 2). Learning to do, belajar menekankan pada perkembangan ketrampilan yang berhubungan dengan dunia kerja., 3). Learning to live together, belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis., 4). Learning to be, belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal.Setiap individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahannya dengan kompetensi-kompetensinya dalam membangun pribadi yang utuh.
Adapun pembelajaran merupakan suatu sistem, karena itu pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan subyek belajar atau peserta didik, kegiatan membelajarkan subyek belajar tidak lepas dari unsur-unsur yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan berupa kompetensi subyek belajar, yaitu: guru, media/sumber belajar, materi, model/metode pembelajaran, evaluasi dan subyek belajar.
2. Hasil Belajar
Menurut DR Nana Sudjana (1989:28), dikemukakan bahwa perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya , kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Perubahan itu ada yang dapat diamati secara langsung dan ada pula yang dapat diamati secara tidak langsung, dapat terjadi dalam jangka pendek , dan ada pula dalam jangka panjang.
3. Materi Pembelajaran Pajak.
Pembelajaran pajak merupakan salah satu materi pokok dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan sosial. Materi pembelajaran pajak terdapat menurut Silabus IPS ................terdapat dalam standar kompetensi memahami kegiatan perekonomian Indonesia, dengan kompetensi dasar mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian Indonesia.
Kegiatan pembelajaran pajak dalam silabus ilmu pengetahuan sosial adalah : a. Merumuskan pengertian pajak dan retribusi, b. Mengidentifikasi sifat dan tarip penetapan pajak, c. Membedakan pajak langsung dengan pajak tidak langsung, d. Menjelaskan perbedaan pajak pusat dengan pajak daerah beserta contohnya, e. Mengidentifikasi unsur-unsur pajak, f. Menjelaskan fungsi dan peranan pajak dalam kehidupan suatu negara, g. Mengidentifikasi jenis-jenis pajak yang ditanggung oleh keluarga, h. Mengidentifikasi sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya.
4. Pendekatan Inkuiri
Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan yang muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat melalui siklus menyusun dugaan, menyusun hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun teori serta konsep berdasar data dan pengetahuan (PB DHARMA BHAKTI, 2008:92). Sedangkan menurut DR. Nana Sudjana (1989:154), metode ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam pemecahan masalah, siswa betul-betul ditempatkan sebagai subyek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inkuiri adalah pembimbing dan fasilitator belajar.
4. Media.
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin ”medius” dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Arsyad, 1997:3).
Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar, (Arsyad, 1997:4).
Menurut Sudjana dan Achmad Rivai (1989:76), sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan, guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya.
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media belajar di atas, maka pengertian media pembelajaran adalah komponen pembelajaran yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang, dan memberi kemudahan siswa untuk belajar, dan penggunaannya disesuaikan dengan tujuan dan isi pengajaran.
b. Manfaat Media Pengajaran
Menurut Arsyad (1997:15), salah satu fungsi media adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Menurut Sudjana dan Rivai (1992:2), manfaat penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar adalah : (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pengajaran, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, (4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar .
5. Media Voucher ( Bukti Pembayaran)
Bukti Pembayaran termasuk Media Visual Diam berupa Hasil Cetakan Lain. Bukti Pembayaran diperoleh setelah seseorang melakukan pembayaran. Bukti Pembayaran yang digunakan dalam pembelajaran materi pajak antara lain : a. Bukti Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT Pajak Bumi dan Bangunan), dengan bukti ini diharapkan siswa dapat menggali informasi tentang wajib pajak PBB, Obyek pajak PBB, tarif pajak, mengetahui jumlah PBB yang ditanggung keluarga, mengetahui sanksi bagi yang melalaikan pembayaran pajak, b. Voucher Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), dengan voucher ini diharapkan siswa dapat menggali informasi tentang jumlah pajak yang ditanggung keluarga, c. Bukti Pembayaran Rekening Listrik; dari bukti pembayaran ini diharapkan dapat digali informasi tentang: nama pajak, obyek pajak, dan tarif pajak, d. Bukti Pembayaran Rekening Telepon, dengan bukti pembayaran ini diharapkan dapat digali informasi tentang : nama pajak, obyek pajak, dan tarif pajak, e. Bukti Pembayaran Jasa Telepon Umum, dari bukti pembayaran ini diharapkan dapat digali informasi tentang : nama pajak, obyek pajak, dan tarif pajak, f. Bukti Pembelian Barang Konsumsi, dari bukti pembayaran ini diharapkan dapat digali informasi tentang: nama pajak, obyek pajak, dan tarif pajak, g. Bukti pembayaran retribusi berupa : karcis pasar, karcis kebersihan lingkungan pasar, sedangkan cukai dapat diperoleh informasi dari bukti bungkus rokok.
B. Kerangka Berpikir
Salah satu langkah penting yang dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran adalah dalam memilih, menetapkan bahan pembelajaran menjadi materi yang sederhana mudah dimengerti, diterima dan dicerna oleh siswa sehingga dapat mencapai perubahan perilaku yang diinginkan. Oleh karena itu guru sebagai perlaksana kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat mengambil isi materi pembelajaran yang paling esensial guna melatih siswa dalam mengidentifikasi peristiwa-peristiwa atau fakta-fakta di sekitar siswa, dan setelah itu siswa dilatih untuk mengambil kesimpulan dalam rangka mengenal atau membentuk konsep. Agar tujuan pembelajaran materi pajak dapat tercapai peneliti mengunakan metode inkuiri dengan menggunakan media voucher
C. Hipotesis
Ada peningkatan hasil belajar pada pembelajaran materi pajak pada siswa Kelas VIIIG SMP Negeri 1 Karanglewas Semester Genap Tahun Pelajaran 2007/2008. .
BAB III.
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Siklus 1
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2007/2008 karena materi pajak ada pada semester genap pada kelas VIIIG tahun pelajaran 2007/2008 dengan jumlah siswa 39 dengan perincian jumlah siswa laki-laki ada 19 siswa dan perempuan 20 siswa, Variabel yang diteliti adalah peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Karanglewas pada pembelajaran materi pajak .
Siklus I terdiri dari: 1. Perencanaan, terdiri dari Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan : daftar kelompok diskusi, kertas manila, lembar kerja kelompok diskusi, OHP sebagai sarana komunikasi hasil pelaksanaan tugas diskusi kelompok, lembar penilaian proses, dan alat penilaian hasil belajar, 2. Implementasi Tindakan, pada pertemuan sebelum pembelajaran pajak, guru menugaskan siswa untuk membawa pada pertemuan pembelajaran pajak berupa bukti pembayaran : listrik, telepon, pembelian barang di pasar swalayan, dan karcis pasar, karcis kebersihan pasar, serta bungkus rokok, di lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal siswa , siswa melaporkan bukti pembayaran yang dimilikinya, guru membentuk 7 kelompok diskusi dan memberikan selembar kertas manila yang sudah diberi 3 kolom Pajak, Retribusi, dan Cukai, menjelaskan tujuan pembelajaran dan tugas diskusi kelompok, serta menyampaikan norma penilaian, siswa menempelkan voucher pada kertas manila sesuai kolom yang ada, membahas materi diskusi , guru meminta salah satu siswa menempelkan hasil diskusi pada papan tulis, guru memberi klarifikasi hasil penempelan voucher, siswa melakukan presentase hasil diskusi, guru dan rekan sejawat melakukan penilaian proses, memberi klarifikasi presentase diskusi dan melakukan post tes. 3. Observasi dan Interpretasi, guru mengamati proses pembelajaran dengan bantuan kolaborator dengan menggunakan lembar pengamatan untuk mengamati keefektifan penggunaan media voucher dan keaktifan siswa dalam pembelajaran materi pajak . 4. Analisis dan Refleksi, kegiatan refleksi dilakukan dalam waktu 1 x 24 jam setelah proses pembelajaran pajak melalui pendekatan inquiri dengan media voucher dan dilakukan dengan analisis data yang dikumpulkan ( lembar pengamatan, laporan hasil diskusi, dan hasil tes siswa).
B. Siklus 2,
Siklus 2 terdiri dari : 1. Perencanaan, terdiri dari menyusun RPP, menyiapkan: media voucher yang telah dibukukan, lembar tugas individual dengan bimbingan, OHP sebagai sarana komunikasi hasil pelaksanaan tugas individual, menyiapkan lembar penilaian proses dan alat penilaian hasil belajar, b. Implementasi Tindakan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan norma penilaian, membagi voucher untuk tugas individual, siswa melaksanakan tugas individual, guru bersama rekan sejawat mengamati jalannya pembelajaran , memberi kesempatan kepada siswa yang telah menyelesaikan tugas dengan cepat dan benar untuk melakukan presentase di depan kelas dengan OHP memberi tugas individual untuk dilaksanakan di rumah, guru memberi klarifikasi pelaksanaan tugas individual, guru melakukan post tes.
Adapun alur dari proses tindakan dan hasil yang diharapkan dapat digambarkan sebagai berikut :


|
|

![]() | |||
| |||
|


|

![]() |

|


|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Kegiatan pembelajaran materi pajak dengan pendekatan inkuiri dengan media voucher berakibat pada hasil pembelajaran sebagai berikut: 1. Hasil tugas pengumpulan voucher: 95% siswa mengumpulkan voucher tepat waktunya, 2. hasil penempelan voucher menunjukkan sebagian besar siswa dapat membedakan pajak, retribusi dan cukai, hal ini dibuktikan dengan sebanyak enam kelompok diskusi ( 86% ) melakukan penempelan voucher pada kertas manila dengan kolom pajak, retribusi, dan cukai dengan benar, hal ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Pemahaman siswa secara berkelompok terhadap konsep perbedaan pajak, retribusi, dan cukai berdasarkan hasil penempelan voucher pada kolom yang sesuai | |||||||
No. | Jumlah skor | Frekwensi | Prosentase (%) | S x F | |||
1 | 10 | 2 | 28,57 | 20 | |||
2 | 9 | 1 | 14,29 | 9 | |||
3 | 8 | 2 | 28,57 | 16 | |||
4 | 7 | 1 | 14,29 | 7 | |||
5 | 5 | 1 | 14,29 | 5 | |||
Jumlah | 7 | 100,00 | 57 | ||||
Keterangan : S X F = Skor x Frekwensi | |||||||
Skor rata-rata = 57 : 7 = 8,14 | |||||||
3. Tugas diskusi kelompok dapat mengungkapkan sebagian besar siswa akan pemahamannya terhadap konsep wajib pajak, obyek pajak, tarip pajak, macam-macam pajak, serta pajak yang ditanggung keluarga ditunjukkan dengan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas diskusi dapat menemukan sendiri (Inkuiri) tentang materi esensial dalam pajak dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel. 2. Hasil Diskusi Pembelajaran Pajak | ||||||||||||||
Melalui Pendekatan Inkuiri dengan Media Voucher | ||||||||||||||
No. | Kelompok | Menentukan | Jumlah | Nilai | ||||||||||
Suby. | Oby. | Nama | Pem. | Pen. | Tarip | |||||||||
Pajak | Pajak | Pajak | Pajak | Pajak | Pajak | Skor | ||||||||
8 | 8 | 8 | 8 | 8 | 8 | 48 | 100 | |||||||
1 | I | 8 | 8 | 7 | 7 | 6 | 7 | 43 | 90 | |||||
2 | II | 6 | 5 | 8 | 6 | 6 | 4 | 35 | 73 | |||||
3 | III | 8 | 4 | 8 | 6 | 8 | 3 | 37 | 77 | |||||
4 | IV | 6 | 6 | 6 | 6 | 6 | 3 | 33 | 69 | |||||
5 | V | 7 | 5 | 8 | 5 | 5 | 7 | 37 | 77 | |||||
6 | VI | 7 | 4 | 7 | 7 | 6 | 6 | 37 | 77 | |||||
7 | VII | 8 | 2 | 7 | 6 | 6 | 7 | 36 | 75 | |||||
Jumlah Skor | 42 | 26 | 43 | 35 | 35 | 29 | 210 | 538 | ||||||
Skor Maksimal | 56 | 56 | 56 | 56 | 56 | 56 | 336 | 700 | ||||||
Prosentase Perolehan | 75% | 46% | 77% | 63% | 63% | 52% | 63% | 77% | ||||||
4. Hasil laporan tugas individual mengungkapkan pemahaman siswa siswa akan wajib pajak, obyek pajak, tarip pajak, pemungut pajak, penanggung pajak, serta pajak yang ditanggung keluarga dapat dilihat pada tabel 3 di bawah :
Tabel 3. Hasil Laporan Tugas Individual | ||||
Melalui Pendekatan Inkuiri dengan Media Voucher pada siklus 2 | ||||
No. | Jumlah skor | Frekwensi | Prosentase (%) | S x F |
1 | 8 | 8 | 20,51 | 64 |
2 | 7 | 20 | 38,46 | 140 |
3 | 6 | 7 | 23,07 | 42 |
4 | 5 | 2 | 12,82 | 10 |
5 | 4 | 2 | 5,13 | 8 |
Jumlah | 39 | 100,00 | 264 | |
Keterangan : S X F = Skor x Frekwensi Skor rata-rata 264 : 39 = 6,77 Rata-rata Nilai 6,77/8 x 100 = 84,62 |
5. Hasil dari proses pemberian tugas rumah, menunjukkan adanya peningkatan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru, hal ini ditunjukkan dengan dikumpulkannya tugas rumah sesuai waktu yang ditentukan dan bahkan ada yang lebih awal, perbandingan tanggung jawab siswa terhadap tugas rumah dengan pada siklus 1 dengan siklus 2 nampak pada tabel 4 berikut :
Tabel 4 . Laporan Tugas Rumah secara Individual | |||||||
No. | Keterangan | Jumlah Siswa | |||||
Siklus 1 | Siklus 2 | ||||||
1 | Mengumpulkan tugas kurang dari waktu ketentuan | 5 | |||||
2 | Mengumpulkan tugas sesuai ketentuan | 30 | 33 | ||||
3 | Mengumpulkan tugas lebih dari waktu ketentuan | 9 | 1 | ||||
6. Ada peningkatan hasil rata-rata ulangan harian dan pencapaian KKM mulai dari materi sebelumnya kemudian hasil pos tes siklus 1, dan hasil pos tes siklus 2, nampak pada grafik berikut:
Gambar 1. Grafik Rata-rata Ulangan Harian Sebelum Pelaksanaan PTK dan setelah Pelaksanaan PTK

Gambar 1. Grafik Pencapaian KKM Sebelum Pelaksanaan PTK dan setelah Pelaksanaan PTK

B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Siklus 1
Berdasarkan hasil pemantauan pada siklus 1 diberikan refleksi sebagai berikut : secara umum siswa dapat mengerjakan tugas walau belum pernah di ajar, artinya siswa mampu menemukan sendiri jawaban yang diperlukan, karena media yang digunakan sangat komunikatif dan sesuai dengan permasalahan dalam pembelajaran materi pajak, hal ini sesuai dengan prinsip penggunaan media yaitu bahwa media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tingkat kematangan siswa (Nana Sudjana, 1989: 104). Berdasarkan tabel 1 tersebut di atas, ada satu kelompok siswa yang belum dapat menemukan sendiri jawaban atas permasalahan dalam pembelajaran pajak.
Berdasarkan laporan rekan sejawat pada saat guru menjelaskan tentang tugas kelompok secara lisan, kelompok tersebut ramai sendiri dan guru tidak menegur kelompok tersebut, juga dalam hal mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru masih ada siswa yang bertanggung jawab penuh dalam mengerjakan tugas, karena selama ini guru tidak memberikan sanksi terhadap siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah, masih ada beberapa anak yang tidak aktif dalam berdiskusi. Hal ini menunjukkan bahwa guru belum peka terhadap penyimpangan yang terjadi di kelas , dan siswa yang mencapai KKM masih kurang dari 90%, sehingga masih diperlukan pada siklus 2.
2. Siklus 2
Pada kegiatan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dihasilkan beberapa temuan sebagai berikut: siswa senang belajar materi pajak dengan media voucher dengan pemberian stabilo warna pada kata tertentu mempercepat dan memudahkan siswa dalam menggali informasi tentang pembelajaran pajak, sehingga meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dalam pembelajaran materi pajak yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang tuntas KKM dan meningkatnya rata-rata kelas, siswa lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, namun masih ada sebagian kecil siswa yang belum tuntas sehingga perlu diadakan remidial pembelajaran bagi siswa tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan tindakan kelas melalui siklus 1, dan siklus 2 secara menyeluruh dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Media voucher dengan pemberian warna pada kata yang esensial lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep wajib pajak, obyek pajak,tarif pajak, macam-macam pajak, dan pajak yang ditanggung oleh keluarga.
- Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan pada pembelajaran materi pajak, karena menggunakan media yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran materi pajak, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran materi pajak, terbukti dari hasil ketuntasan siswa dalam pencapaian KKM sebelum tindakan yaitu 68 %, dan pada siklus 1 meningkat menjadi 70%, akhirnya pada siklus 2 siswa yang tuntas mencapai 93% dengan nilai rata-rata kelas dari 58,79 menjadi 61,82 dan terakhir menjadi 65,36.
- Tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas rumah meningkat yaitu pada siklus 1 jumlah siswa yang melaksanakan tugasnya dengan baik hanya 30 siswa yaitu 77% dan pada siklus 2 menjadi 38 siswa yaitu 97%.
B. Saran
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana dalam membuat rencana pembelajaran yang mengaktifkan siswa, menyenangkan, dan mencerdaskan pada materi yang sama atau berbeda tetapi memiliki karekteristik yang sama. Kepada rekan guru, khususnya guru IPS, pendekatan inkuiri dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, sarana dan prasarana, serta iklim pembelajaran yang ada, dan dalam setiap pembelajaran sebaiknya menggunakan media atau alat peraga walau itu sangat sederhana, serta metode pembelajaran yang lebih variatif.