Pages

Mengenai Saya

Foto saya
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Menjadi guru adalah salah satu anugerah yang terindah bagi saya, Allah Yang Maha Kuasa memberi kesempatan diri saya untuk belajar dan berkarya. bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Asa ke depan tetap berkarya dan berkarya walau usia semakin senja. Mudah-mudahan Allah meridhoi.Amin

Slide

10/02/11

Demonstrasi Pengelolaan Sampah

Posted by Saptari Dharma Wijayanti on 00.20 0 komentar

DEMONSTRASI  PENGELOLAAN  SAMPAH SEBAGAI PENERAPAN MATERI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Guru Profesional
            Menurut undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus memiliki kualitas akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogic, professional, social, dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Guru sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru sebagai agen pembelajaran untuk saat ini diberi keleluasaan dalam merancang dan melaksanakan pembelajarannya, hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang  sejalan dan dilandasi paradigma baru pengelolaan pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah, sesuai dengan kondisi, potensi siswa, dan potensi daerah dalam batas-batas tertentu yang diberikan keleluasaan dalam mengembangkan kurikulumnya sendiri.

Pembelajaran  IPS
Pelaksanaan pembelajaran adalah peristiwa interaksi antara peserta didik dengan pendidik, antar peserta didik, dalam suasana yanga telah dirancang dan didukung dengan alat sehingga diharapkan menghasilkan perubahan baik pengetahuan, sikap, maupun perilaku. Agar harapan tersebut dapat diwujudkan maka diperlukan guru  yang kompeten di bidangnya, yaitu mampu merancang, melaksanakan, dan mengelola pembelajaran secara efektif dan efisien. Guru diharapkan mampu memberdayakan potensi yang ada dilingkungannya sehingga pembelajaran berlangsung sesuai dengan kondisi setempat, mampu memotivasi, menciptakan suasana yang menantang, mendorong kemandirian, dan melatih perserta didik mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SMP/MTs yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial, yang memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu  maka pembelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan  :mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; merasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.; memiliki komitmen dan kesadaran nilai sosial dan kemanusiaan; memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1) Manusia, tempat, dan lingkungan, 2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan, 3) System sosial dan budaya, 4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Inovasi Pembelajaran IPS
Salah satu kompetansi dasar mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 1 Karanglewas semester gasal tahun pelajaran 2009/2010 adalah mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan. Alokasi waktu yang diperlukan dalam pembelajaran materi lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya adalah 3 kali pertemuan @ 2 jam untuk tiap pertemuan. Adapun indikator yang dikembangkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
·         Mengidentifikasikan unsur-unsur lingkungan hidup fisik hayati dan budaya.
  • Mengidentifikasikan arti lingkungan hidup bagi manusia.
  • Mengidentifikasikan  bentuk bentuk lingkungan hidup dan faktor penyebabnya 
  • Memberikan contoh contoh usaha pelestarian lingkungan hidup.
  • Mendiskripsikan pembangunan berwawasan lingkungan
  • Mengidentifikasikan ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan.

Skenario pembelajaran materi lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya adalah sebagai berikut :
Untuk indikator pertama dan kedua pembelajaran menggunakan metode observasi dan diskusi, dimana siswa secara individual diberi tugas untuk mengobservasi lingkungan untuk mengidentifikasi  unsur biotik, unsur abiotik, dan unsur sosial budaya  di dalam sekolah, dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk melaporkan hasil observasinya. Pembelajaran pertemuan pertama diawali dengan apersepsi yaitu  menanyakan apakah siswa senang bersekolah di SMP N 1 Karanglewas?.  Pada kegiatan eksplorasi dan elaborasi siswa diberi tugas untuk mengobservasi lingkungan sekolah yaitu ruang kamar mandi, selokan, dan halaman sekolah. Siswa melaporkan hasil observasi secara tertulis dalam bentuk kelompok.
Kegiatan konfirmasi hasil laporan adalah dengan klarifikasi hasil laporan tentang unsur biotik, unsur abiotik, dan unsur sosia budaya. Berdasarkan laporan tertulis seluruh kelompok berpendapat bahwa matahari bersinar terang, udara sangat bersih, rumput halaman sekolah kering, dan sampah dibuang tidak pada tempatnya.. Hampir semua tempat ada sampah yang berserakan baik di halaman, di kebun, maupun di selokan sekolah. Selain itu kamar mandi banyak coretan kata-kata yang kurang pantas. Kegiatan penutup, pertama diisi dengan meminta salah satu siswa untuk memberikan refleksi dan siswa menyatakan senang dengan proses pembelajan dan tidak senang dengan kondisi lingkungan sekolah yang kotor. Selanjutnya siswa diberi tugas untuk mengamati kegiatan pengelolaan sampah di rumah masing-masing. Penilaian proses dilakukan oleh guru untuk  menilai kedisiplinan selama observasi, dan antusias serta kerja sama dalam diskusi kelompok. Penilaian hasil berdasarkan laporan secara kelompok dilakukan   atas dasar  keseuaian dengan tema, dan kejelasan laporan. 
Pembelajaran pertemuan kedua  dengan  indikator mengidentifikasikan  bentuk bentuk lingkungan hidup dan faktor penyebabnya dan  memberikan contoh- contoh usaha pelestarian lingkungan hidup dengan metode ceramah, observasi, demonstrasi, dan menggunakan model pembelajaran sample and unsample. Kegiatan apersepsi dimulai dengan memberikan pertanyaan, ”Apakah di rumah siswa ada dua  tempat pembuangan sampah?, dan hampir semua siswa menjawab hanya ada satu tempat pembuangan sampah. Apersepsi yang kedua guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh siswa. 
Kegiatan eksplorasi dan elaborasi dimulai dengan membagi kantong plastik untuk membungkus tangan, kemudian guru membawa siswa ke halaman sekolah sebelah barat,dengan alasan tempat tersebut dengan kebun ketela yang bayak sampahnya,  siswa diminta untuk mengambil dan menempatkan sampah pada bak sampah sesuai dengan klasifikasi sampah organik dan sampah anorganik.   Kegiatan konfirmasi dilakukan dengan klarifikasi hasil pemilahan sampah yang dilakukan siswa dan demonstrasi pembakaran sampah anorganik.  Seluruh rangkaian proses pembelajaran tersebut nampak pada  gambar di bawah ini :
1.  Gambar Pengambilan sampah dan proses memasukkan sampah sesuai dengan bak sampah yang tersedia  

         
a. Mengambil dan memasukkan sampah       b. Penerapan model sample & unsample
2.   Gambar proses salah satu cara pengolahan limbah sampah anorganik

           
        a. Klarifikasi jenis sampah  anorganik           b. Demonstrasi pembakaran sampah      
                                                                                    anorganik
        Catatan :  Pembakaran sampah anorganik pada kaleng cat yang di dalamnya ada kaleng cat lagi yang lebih kecil

Pertemuan pemelajaran kedua ditutup dengan membuat kesimpulan bahwa perlu pemisahan antara sampah organik dan sampah anorganik, serta pengolahan sampah organik dibakar pada tempat sampah di tanah., dan sampah unorganik dibakar pada kaleng bekas. Guru menjelaskan bahwa sudah melakanakan pembakaran sampah plastik dengan cara yang sama, dan kaleng tempat pembakaran sampai saat ini belum penuh walau pembakaran telah dilaksanakan selama satu tahun. Refleksi oleh seorang siswa dan dia mengatakan bahwa sangat senang dengan pembelajaran seperti tersebut di atas, dan contoh  pengelolaan sampah sangat bermanfaat, dan akan dilaksanakan di rumah. Penilaian proses dilakukan dengan pengamatan selama siswa menjalankan tugas,  proses memasukkan sampah sesuai dengan tempat yang telah disediakan. Penilaian dilakukan oleh rekan sejawat, yang melaporkan masih ada anak yang tidak serius menjalankan tugas sesuai dengan petunjuk guru.
Pembelajaran pertemuan ketiga dimulai dengan kegiatan apersesi yaitu dengan menanyakan apakah sampah di rumah sudah dikelola seperti contoh pengelolaan sampah pada pertemuan yang lalu? Berdasarkan hasil perhitungan siswa yang mengangkat jari diketahui hanya sekitar 30 % siswa yang sudah melakukan pengeloaan sampah sesuai dengan contoh. Kegiatan inti  dilakukan dengan metode reading guide, yaitu guru memberi soal dan  siswa mencari jawaban dari buku IPS Kelas VIII dari penerbit Intan Pariwara halaman  25 sampai dengan 21. Kegiatan penutup,  pertama diisi dengan pesan moral agar anak tidak membuang sampah sembarangan di manapun berada, mulai mengelola sampah di rumah dengan benar. Kebersihan di sekolah tetap harus dijaga agar tetap dapat mempertahankan predikat sebagai juara I lomba Wawasan Wiyata Mandala tingkat Jawa Tengah pada tahun pelajaran 2007/2008. Kegiatan penutup yang kedua adalah Pos tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran lingkungan hidup dan wawasan pembangunan berkelanjutan, dengan tes terulis, bentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas untuk membaca materi  Kondisi Pendudukan Indonesia sebagai bahan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan rekan sejawat, hasil laporan observasi secara kelompok dan hasil evaluasi pembelajaran secara tertulis, dapat diperoleh informasi sebagai berikut
1.      Kurang lebih 95% siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
2.      Model sample and unsample dapat  menggali kemampuan siswa dalam menemukan sendiri (inkuiri) untuk membedakan sampah organik dan sampah unorganik, berdasarkan hasil pengamatan hampir 90% siswa dapat menempatkan sampah dengan benar.
3.      Demonstrasi pengelolaan sampah dapat meningkatkan ketrampilan dan kepedulian siswa terhadap lingkungannya , berdasarkan hasil tanya jawab secara langsung 30% siswa di rumah  sudah memisahkan dan membakar sampah dengan benar yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.
4.      Diskusi kelompok dapat meningkatkan kerja sama siswa, berdasarkan pengamatan rekan sejawat hampir 90% siswa berperan aktif dalam berdiskusi.
5.      Berdasarkan hasil pos tes diperoleh data bahwa 93% dapat mencapai KKM (65) dengan nilai rata-rata 68. Berarti  ada peningkatan  dibandingkan dengan hasil pembelajaran pada materi sebelumnya, dimana ketercapaian KKM hanya 85 % dengan rata-rata 67.

Saran dan harapan
1.      Pembelajaran dengan  menggunakan metode yang variatif sangat diperlukan agar mutu pembelajaran meningkat dan suasana pembelajaran tidak membosankan.
2.      Pembelajaran yang mengaitkan materi dengan lingkungan hidup sehari-hari sangat diperlukan  agar pembelajaran  menyajikan fakta atau realita yang ada.
3.   Mudah-mudahan apa yang telah penulis lakukan dan laporkan dapat dipakai sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya untuk guru IPS dalam pembelajran  materi yang sama, dan tidak menutup kemungkinan akan dapat pula digunakan pada materi lainnya yang relevan. Marilah kita tingkatkan mutu pembelajaran kita agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Jayalah negeriku Indonesia.





0 Responses so far:

Leave a Reply