Bahan Ajar
Berkenaan dengan
pemilihan bahan ajar,
secara umum masalah muncul berkenaan dengan
penentuan jenis materi,
kedalaman, ruang lingkup,
urutan penyajian, perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran, dsb. Masalah lain yang berkenaan dengan bahan
ajar adalah memilih sumber di mana bahan
ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan
sumber bahan ajar
dititikberatkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain
buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak harus satu macam dan tidak harus
sering berganti seperti terjadi
selama ini. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Kesulitan
lainnya berkenaan dengan
bahan ajar adalah
guru memberikan bahan ajar atau
materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau
terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak
sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai
oleh siswa. Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi
setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku. Sehubungan dengan
itu, perlu disusun
rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan
ajar untuk membantu
guru agar mampu memilih
materi pembelajaran atau bahan ajar dan memanfaatkannya dengan baik.
Rambu-rambu dimaksud antara lain
berisikan konsep dan prinsip pemilihan materi
pembelajaran, penentuan
cakupan, urutan, kriteria
dan langkah-langkah pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta
sumber materi pembelajaran.
1. Pemilihan
Bahan Ajar Dalam Pembelajaran
Berbasis Kompetensi
Pembelajaran berbasis
kompetensi didasarkan atas pokok-pokok pikiran bahwa apa yang ingin dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas.
Perumusan dimaksud
diwujudkan dalam bentuk standar
kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Standar kompetensi
meliputi standar materi atau standar isi (content
standard) dan standar pencapaian
(performance standard). Standar materi
berisikan jenis, kedalaman, dan ruang lingkup materi pembelajaran yang harus
dikuasi siswa, sedangkan
standar penampilan berisikan
tingkat penguasaan yang harus
ditampilkan siswa. Tingkat penguasaan
itu misalnya harus 100% dikuasai
atau boleh kurang
dari 100%. Sesuai
dengan pokok-pokok pikiran tersebut, masalah materi pembelajaran memegang peranan penting dalam
rangka membantu siswa mencapai standar kompetensi.
Dalam rangka pelaksanaan
pembelajaran, termasuk pembelajaran
berbasis kompetensi, bahan ajar dipilih setelah identitas mata
pelajaran, standar kompetensi, dan
kompetensi dasar ditentukan.
Langkah-langkah Pengembangan
pembelajaran sesuai KBK antara lain menentukan:
a.
identitas matapelajaran
b.
standar kompetensi,
kompetensi dasar,
c.
materi pembelajaran,
d.
strategi
pembelajaran/pengalaman belajar,
e.
indikator pencapaian, dst.
f.
Setelah pokok-pokok
materi pembelajaran ditentukan,
materi tersebut kemudian diuraikan.
Uraian materi pembelajaran dapat berisikan butir-butir materi penting (key
concepts) yang harus
dipelajari siswa atau dalam
bentuk uraian secara lengkap seperti
yang terdapat dalam buku-buku pelajaran.
Seperti diuraikan di
muka, materi pembelajaran (bahan
ajar) merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang
memegang peranan penting
dalam membantu siswa mencapai
standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Secara garis besar, bahan ajar
atau materi pembelajaran
berisikan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa.
Materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar
dapat membantu siswa secara optimal dalam mencapai standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Masalah yang timbul
berkenaan dengan pemilihan
materi pembelajaran umumnya menyangkut jenis,
cakupan, urutan, perlakuan
(treatment) terhadap
materi pembelajaran dan sumber bahan ajar.
Jenis materi
pembelajaran perlu diidentifikasi
atau ditentukan dengan tepat
karena setiap
jenis materi pembelajaran
memerlukan strategi, media,
dan cara mengevaluasi yang berbeda-beda. Cakupan atau
ruang lingkup serta kedalaman materi
pembelajaran perlu diperhatikan agar
tidak kurang dan tidak lebih. Urutan (sequence) perlu
diperhatikan agar pembelajaran
menjadi runtut. Perlakuan (cara mengajarkan/menyampaikan dan
mempelajari) perlu dipilih
setepat-tepatnya agar tidak salah mengajarkan atau mempelajarinya (misalnya
perlu kejelasan apakah suatu materi harus dihafalkan, dipahami, atau
diaplikasikan).
2. Strategi penyampaian
bahan ajar oleh Guru
a. Strategi urutan penyampaian simultan
Jika guru harus
menyampaikan materi pembelajaran
lebih dari satu,
maka menurut strategi urutan
penyampaian simultan, materi
secara keseluruhan disajikan
secara serentak, baru kemudian
diperdalam satu demi satu (Metode global).
Misalnya
guru akan mengajarkan
materi dari KD IPS
5.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah
yang berskala nasional
dari masa HinduBudha dan
Islam di Indonesia. Pertama-tama
Guru menyajikan tiga
masa sekaligus secara garis besar, kemudian setiap masa hindu, budha,
Islam disajikan secara mendalam.
b.
Strategi urutan penyampaian suksesif
Jika guru manyampaikan materi
pembelajaran lebih dari
satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif,
sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam
baru kemudian secara
berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula. Contoh yang sama, misalnya guru
akan mengajarkan materi peninggalan sejarah Islam. Pertama-tama guru
menyajikan masa peninggalan sejarah Islam.
Setelah semua disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan masa
peninggalan berikutnya yaitu Hindu, Budha.
c. Strategi penyampaian fakta
Jika guru manyajikan
materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat,
peristiwa sejarah, nama
orang, nama lambang atau simbol, dsb.)
strategi yang tepat untuk
mengajarkan materi tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Sajikan materi fakta
dengan lisan, tulisan, atau gambar.
(2) Berikan bantuan kepada siswa untuk menghafal. Bantuan iberikan dalam bentuk penyampaian secara
bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai,
atau mnemonics, asosiasi
berpasangan, dsb. Bantuan penyampaian materi fakta secara bermakna, misalnya menggunakan
cara berpikir tertentu untuk
membantu menghafal. Sebagai
contoh, untuk menghafal jenis-jenis
sumber belajar digunakan
cara berpikir: Apa,
oleh siapa, dengan menggunakan
bahan, alat, teknik,
dan lingkungan seperti apa?
Berdasar kerangka berpikir
tersebut, jenis-jenis sumber
belajar diklasifikasikan manjadi: Pesan, orang,
bahan, alat, teknik,
dan lingkungan. Bantuan mengingat-ingat jenis-jenis sumber belajar
tersebut menggunakan jembatan keledai,
jembatan ingatan (mnemonics) menjadi
POBATEL (Pesan, orang bahan,
alat, teknik, lingkungan). Bantuan menghafal berupa asosiasi berpasangan
(pair association) misalnya untuk mengingat-ingat di mana letak
stalakmit dan stalaktit pada pelajaran sains. Apakah stalaktit di
atas atau di
bawah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
pasangkan huruf T pada atas,
dengan T pada tit-nya
stalaktit. Jadi stalaktit terletak di atas, sedangkan
stalakmit terletak di
bawah. Contoh lain
penggunaan jembatan keledai
atau jembatan ingatan:
(1) PAO-HOA (Panas
AprilOktober, Hujan Oktober – April).
(2) Untuk menghafal nama-nama bulan yang berumur
30 hari digunakan
AJUSENO (April, Juni,
September, Nopember).
d.
Strategi penyampaian konsep
Materi pembelajaran jenis
konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat
menunjukkan ciriciri, unsur, membedakan,
membandingkan,
menggeneralisasi, dsb. Langkah langkah mengajarkan konsep:
1) Sajikan konsep
2) Berikan bantuan (berupa inti
isi, ciri-ciri pokok, contoh Dan
bukan contoh),
3) Berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk
mencari contoh lain,
4) Berikan umpan balik,
5) Berikan tes.
e. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip
Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus,
hukum (law), postulat,
teorema, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan
atau menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip adalah :
(1) Sajikan prinsip
(2) Berikan bantuan berupa
contoh penerapan prinsip
(3) Berikan soal-soal latihan
(4) Berikan umpan balik
(5) Berikan tes.
f. Strategi penyampaian
prosedur
Tujuan mempelajari
prosedur adalah agar
siswa dapat melakukan
atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi
pembelajaran jenis prosedur
adalah langkah-langkah mengerjakan suatu
tugas secara urut.
Misalnya langkah-langkah menyetel televisi.
Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi:
1)
Menyajikan prosedur
2)
Pemberian bantuan
dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana
cara melaksanakan prosedur
3)
Memberikan latihan (praktek)
4)
Memberikan umpan balik
5)
Memberikan tes.
g. Strategi mengajarkan/menyampaikan materi aspek afektif
Termasuk materi
pembelajaran aspek sikap
(afektif) menurut Bloom (1978) adalah pemberian respons,
penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian. Beberapa strategi mengajarkan materi aspek
sikap antara lain: penciptaan kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi,
simulasi, penyampaian ajaran atau
dogma.
h. Arah Pengembangan
Standar kompetensi
dan kompetensi dasar menjadi
arah dan landasan untuk mengembangkan
materi pokok, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian. Dalam
merancang kegiatan pembelajaran
dan penilaian perlu memperhatikan Standar
Proses dan Standar Penilaian.
I. Strategi mempelajari
bahan ajar oleh siswa
Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan
guru menyampaikan atau
mengajarkan kepada siswa.
Sebaliknya, ditinjau dari segi
siswa, perlakuan terhadap
materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi
pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi
pembelajaran, kegiatan siswa dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu menghafal, menggunakan, menemukan,
dan memilih. Penjelasan dan contoh
disajikan sebagai berikut:
1. Menghafal (verbal & parafrase)
Ada dua jenis menghafal,
yaitu menghafal verbal (remember
verbatim) danmenghafal parafrase
(remember paraphrase).
Menghafal verbal adalah menghafal persis
seperti apa adanya. Terdapat
materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama
zat, lambang, peristiwa
sejarah, nama-nama bagian
atau komponen suatu benda, dsb.
Sebaliknya ada juga materi pembelajaran
yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan
dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal
parafrase). Yang penting siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti
isi Pembukaan UUD 1945, definisi
saham, dalil Archimides,
dsb.
2. Menggunakan/mengaplikasikan (Use)
Materi pembelajaran setelah
dihafal atau dipahami kemudian digunakan
atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki
kemampuan untuk menggunakan, menerapkan
atau mengaplikasikan materi
yang telah dipelajari.
Penggunaan fakta
atau data adalah
untuk dijadikan bukti
dalam rangka pengambilan keputusan. Contoh, berdasar
hasil penggalian ditemukan fakta terdapatnya
emas perhiasan yang sudah jadi, setengah jadi, perhiasan yang telah rusak, tungku,
bahan emas batangan di bekas
peninggalan sejarah di desa Wonoboyo Klaten Jawa Tengah. Dengan
menggunakan fakta tersebut, ahli sejarah berkesimpulan bahwa lokasi tersebut
tempat bekas pengrajin emas. Penggunaan
materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Seperti diketahui,
dalil atau rumus
merupakan hubungan antara
beberapa konsep. Misalnya, dalam berdagang “Jika penjualan lebih besar daripada biaya modal maka akan terjadi laba atau untung”. Konsep-konsep dalam jual beli tersebut meliputi penjualan, biaya modal, laba, untung, dan
konsep “lebih besar”. Selain itu,
penguasaan atas suatu konsep
digunakan untuk menggeneralisasi
dan membedakan. Contoh,
seorang anak yang telah memahami konsep
“jam adalah alat penunjuk
waktu”, akan dapat
menggeneralisir bahwa bagaimanapun
berbeda-beda bentuk dan ukurannya, dapat
menyimpulkan bahwa benda tersebut adalah jam. Penerapan atau
penggunaan prinsip adalah
untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Contoh,
seorang siswa yang telah mampu
menghitung luas persegi panjang setelah
mempelajari rumusnya, dapat
menentukan luas persegi panjang
di manapun dan berapapun
besarnya panjang dan lebar persegi panjang yang harus dihitung
luasnya. Penggunaan materi
prosedur adalah untuk
dikerjakan atau dipraktekkan. Seorang siswa yang
telah hafal dan
berlatih mengendarai sepeda
motor, dapat mengendarai sepeda motor tersebut. Penggunaan prosedur
(psikomotorik) adalah untuk
mengerjakan tugas atau melakukan suatu
perbuatan. Sebagai contoh,
siswa dapat mengendarai sepeda motor setelah menghafal
langkah-langkah atau prosedur mengendarai sepeda motor. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya,
siswa berhemat air dalam mandi
dan mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang
pentingnya bersikap hemat.
3. Menemukan
Yang dimaksudkan
penemuan (finding) di sini
adalah menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru
dengan menggunakan fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan
merupakan hasil tingkat
belajar tingkat tinggi.
Gagne (1987) menyebutnya sebagai
penerapan strategi kognitif.
Misalnya, setelah mempelajari hukum
bejana berhubungan seorang
siswa dapat membuat peralatan penyiram pot
gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain,
setelah mempelajari sifat-sifat
angin yang mampu memutar baling-baling siswa
dapat membuat protipe,
model, atau maket sumur
kincir angin untuk mendapatkan
air tanah.
4. Memilih
Memilih di sini menyangkut
aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan memilih di
sini adalah memilih
untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel dari
pada membaca tulisan ilmiah. Memilih menaati peraturan
lalu lintas tetapi
terlambat masuk sekolah
atau memilih melanggar tetapi
tidak terlambat, dsb.
(Dikutip dari Materi Diklat Pengembangan Tema dan Bahan Ajar, Diklat Guru IPS SMP Tingkat Jenjang Dasar PPPPTK Malang Tahun 2009)
Boleh minta file materi Diklat yang asli Bu?
Boleh..saya cari dulu