Pahlawanku,
Betapa takzimnya ..
berdiri tegap,
memberi hormat,
seperti insptektur upacara,
kemudian melangkah,
dari pintu,
kepembaringan ayahku,
menjenguk ayahku,
yang terkulai layu.
Betapa takzimnya,
upacara kepergian ayahku,
ada tembakan di udara,
ada langkah tegap,
ada merah putih,
menutupi petinya,
Sirine meraung-raung,
jalanan terasa lapang,
semua menepi,
lampu merah tak ada lagi,
hijau, dan selalu hijau,
untuk ayahku,
yang terbujur kaku...
Tanjung Nirwana menyambutnya,
seperti harapannya,
kebanggaannya,
karena ada sejarah panjang untuk ke sana,
bintang sewindu,
bintang gerilya,
bintang...dan bintang....
penuh semangat saat berceritera
Ayah,
semoga Engkau bahagia di sana,
semoga Allah mengampuni segala dosa,
dan terima kasih
telah menyayangiku
dengan caramu, teladanmu,
disiplin,
jujur,
tekun,
nrimo,
percaya diri,
walau hidup sederhana,
tak seperti kapten kapten yang lain, namun saya tetap bersyukur,
menjadi anakmu.
Matur Nuwun ya Allah, Ampuni dosa ayah dan ibu, sayangilah mereka ya Allah, dan terimalah di sisiMu.Amin.
Leave a Reply